Hablumminnas (Hubungan Manusia dengan Manusia) merupakan salah satu kewajiban bagi muslim. Banyak hal yang diperintahkan Allah SWT dalam upaya kita menjalin hubungan antara manusia. Di dalam Al-qur’an tertera sebagai berikut:
- Mendahulukan kepentingan orang lain (QS 2:177, 59:9),
- Berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
- Menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang lain (QS 7:85, 11:84, 11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran termasuk korupsi kecil2an.
- Berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain (QS 2:254, 3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
- Tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17), dan masih banyak banyak lagi.
Inti dari semua itu ialah menuntut kita untuk saling mengasihi antara satu dan yang lainnya.
Kemudian timbul pertanyaan kasih sayang yang bagaimanakah yang di ridhoi Allah SWT. ?
Sebelum kita lanjut ke penjelasan yang lebih detail tentang kasih sayang, saya punya pertanyaan, menurut kalian siapakah yang membuat para nabi dan syuhada iri akan keimanannya???
Diriwayatkan oleh abu huhairah Ra, Rasulullah SAW dalam masalah ini:
“sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang di atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, dan mereka itu bukan nabi dan bukan juga para syuhada. Akan tetapi para nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga mereka berkata: “hai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu?” Beliau menjawab: “mereka adalah yang saling menjalin cinta kasih karena Allah, dan saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata.”(HR Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra)
Dari hadist di atas dapat kita ketahui bahwa kasih sayang yang dilandasi karena Allah lah sebenar-benarnya kasih sayang. Bersaudara dan bercintalah karena Allah SWT.
Jika kita lihat zaman sekarang, sangat jarang persaudaraan dan percintaan dilandasi hanya karena Allah SWT. Ketika kita bertanya mengapa kamu mau berteman dengan dia, maka beragam jawaban akan muncul. Namun, hanya sedikit yang menjawab karena Allah SWT.
Umumnya mereka menjawab: “dia itu kalo diajak ngomong nyambung”, “dia itu pinter, dan sering bantuin buatin pr”, ada juga yang bilang “ia itu baik soalnya sering traktir makan”.
Ketika kita bertanya orang yang sedang jatuh cinta, maka jawabannya tidak jauh beda.
“dia itu ganteng/cantik, jadi enak dilihat, kalo diajak jalan gk malu-maluin.”,
“dia tajir, kan kalo jalan-jalan bisa dibeliin baju.”,
Atau juga “gk tau kenapa pokoknya wkt pertama ketemu kyk ada getaran gitu, ada chemistry lah kalo orang sering bilang.”
Semua itu merupakan kenyataan di dunia saat ini. Mereka telah lupa bahwa sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah SWT.
Kita kembali kepada kasih sayang yang dilandasi hanya karena Allah SWT.
Kasih sayang karena Allah SWT dibagi menjadi dua derajat.
Yang pertama, kita menyayangi orang lain dengan harapan mampu mendekatkan diri kita pada Allah SWT.
Yang kedua, derajat ini lebih tinggi dari derajat yang pertama, yaitu kita menyayangi orang lain karena Allah cinta kepada dia.
Dua derajat itulah yang mampu menjawab pertanyaan apakah kasih sayang yang kita sekarang dilandasi karena Allah SWT atau tidak. Ingatlah bahwa semua akan kembali kepada Allah SWT. Dia lah maha penyayang, dan Dia lah yang bakal menguatkan kasih sayang diantara kita, dan Dia lah pula yang akan memisahkan kita.
Habluminannas wa Habluminallah, hubungan manusia dengan manusia demi memperkuat hubungan manusia dengan Allah SWT.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, baik untuk dunia maupun akhirat.
Sumber : Alqur’an dan hadist
Kitab Aqidah Arba’in fi ushuliddin
Buku “Bercinta dan Bersaudara Karena Allah, karangan ust. Husni adham jarror
0 comments:
Post a Comment