Kedudukan orang tua di dalam Al Quran tinggi sekali. Hal itu bisa kita lihat di surah Al Israa’: 23.
وَ قَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُ وْا إِلَّاإِيَّاهُ وَ بِا لْوَ لِدَ يْنِ إِحْسَنًا إِمَّايَبْلُغَنَّ عِنْدَ كَ الْكِبَرَ أَحَدُ هُمَا أَوْ كِلَا هُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَا أُفٍّ وَ لَاتَنْهَرْ هُمَاوَقُلْ لَّهُمَا قَوْ لًا كَرِ يْمًا ﴿۲۳﴾
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Begitu pentingnya kedudukan orang tua dalam Al-quran, perintah berbuat baik kepada kedua orang tua disebut setelah perintah untuk tidak menyekutukan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya perintah yang paling penting muncul pertama dan perintah penting yang kedua muncul kedua.
Bapak memeras keringat, membanting tulang, kerja dari matahari belum muncul sampai matahari kembali lenyap dari pandangan, hal itu ia lakukan tidak lain hanya untuk melihat anaknya tumbuh dewasa, sehat, bisa sekolah dan menjadi anak yang shaleh. Ibu rela mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan anaknya. Merawat anaknya dari dalam kandungan sampai anaknya dewasa. Wajar kiranya orang berkata bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah.
Kedua orang tua mempunyai hak-hak terhadap anaknya yang berarti menjadi kewajiban anak terhadap ibunya. Hak-hak itu antara lain:
- Memberi makan. Kewajiban memberikan makan kepada kedua orang tua jika anak telah mempunyai penghasilan sendiri. Ya. Walaupun orang tuanya masih memiliki penghasilan, anak tetap mempunyai kewajiban untuk memberinya makan. Suatu hari Nabi musa bertanya kepada Jibril, “siapakah yang menjadi temanku di surga?” kemudian jibril bertanya kepda Allah ta’ala. Nabi Musa diberi tahu bahwa orang yang akan menjadi temannya di surga ialah tukang daging di pasar. Kemudian Nabi Musa menemui tukang daging yang dimaksud. Nabi Musa mengikutinya sampai tiba di rumahnya. Tukang daging itu langsung memasak daging dan memberikan kepada ibunya yang tua renta. Ini ia lakukan setiap hari. Ternyata ibunya berdoa agar anaknya bisa menemani Nabi Musa di surga. Doa inilah yang dikabulkan Allah ta’alaa sehingga anak tadi akan masuk surga bersama Nabi Musa.
- Berbakti kepda kedua orang tua. Umar pernah diminta Nabi Muhamad untuk menemui pemuda yag bernama wais al qorni dan minta ia mendoakanmu. Umar bi Khatab segera menemui pamuda ini. Ternya pemuda ini ialah anak yang sagat berbakti kepada ibunya. Ia bahkan pernah menggendong ibunya dari madinah ke mekah (kira-kira seperti dari jakarta ke semarang) untuk naik haji. Betapa berbaktinya anak ini sehingga Allah mengabulkan semua doanya.
- Menjawab panggilan orang tua. Di suatu desa ada seorang pemuda yang shaleh dan keshalehannya sudah terkenal di penjuru desa. Suatu hari ia sedang shalat sunnah dan ibunya memanggilnya dari kejauhan. Pemuda ini bingung harus menjawab panggilan orang tuanya atau melanjutkan shalat sunnahnya. Ia memilih menjutkan shalat. Ibunya tadi yang memanggil dan tidak tahu kalau anaknya sedang shalat menggerutu dalam hati dan berdoa agar anaknya jangan dibiarkan mati sebelum ia ketemu orang jahat. Beberapa hari kemudian, ada perumpuan yang ingin menggoda pemuda ini dan ia memfitnah pemuda ini bahwa ia telah menghamilkan wanita tadi. Pendek kata, pemuda ini dipukuli warga dan sampai akhirnya bayi wanita tadi berkata bahwa pemuda ini bukanlah bapaknya. Betapa pentingnya menjawab panggilan orang tua.
- Taat kepada kedua orang tua selama mereka tidak mengarahkan kita pada kesesatan, menyekutukan Allah.
- Berbicara dengan lemah lembut. Pada surah Al-Israa’: 23 di atas telah menyebutkan bahwa kita jangan berkata “ah” kepada ibu bapak. Kata “ah” saja tidak boleh apalagi kata kasar yang lain.
- Memberi apa yang ia mau. Terkadang orang tua menginginkan sesuatu maka kita wajib membelikannya selama kita mampu. Bagi mereka bukanlah barang yang kita berikan yang paling penting tetapi bagaiman perhatian kita sebagai anaknyalah yang penting, apakah kita masih rela berkorban harta untuknya.
- Jalan dibelakangnya dan jangan memotong pembicaraannya.
- Menyukai apa yang ia sukai. Apabila orang tua kita suka mengaji maka kita juga harus suka mengaji.
- Benci apa yang ia benci. Apabila orang tua kita benci akan mabuk-mabukan maka kita wajib membenci mabuk-mabukan juga.
- Mendoakannya setiap kita berdoa.
Apabila orang tua kita sudah meninggal, kewajiban kita ialah bersilaturahmi kepada kerabat yang ditinggalkannya dan mendoakannya.
Demikian artikel kali ini semoga bermanfaat. Terima kasih.
1 comments:
subhanallah,.. terima kasih,........ sangat berguna
Post a Comment